Berita Terkini
Peron, 24/3 – Perubahan iklim dan meningkatnya suhu bumi menimbulkan risiko terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, kekeringan hingga kenaikan permukaan air laut. Untuk itu dibutuhkan aksi nyata untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim, salah satunya melalui Program Kampung Iklim (Proklim).
Hal itu disampaikan ibu nining selaku pendamping proklim saat menghadiri sekaligus membuka acara Sosialisasi dan Pendampingan Sistem Registrasi Nasional Program Kampung iklim, di Aula Balai Desa Gondang,
“Presiden Republik Indonesia dalam acara Climate Adaptation Summit Tahun 2021 telah menyampaikan komitmen Indonesia dalam menangani perubahan iklim melalui Program Kampung Iklim dengan target 20.000 kampung pada tahun 2024,” ujar Sabrina, saat memberikan sambutan.
Diketahui, Program Kampung Iklim adalah program berlingkup nasional yang dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
Sebelumnya, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab.Kendal Iwan Muhtadi menyampaikan bahwa Kampung Iklim merupakan usulan masyarakat, bukan pemerintah yang menetapkan. Sehingga diharapkan masyarakat sendiri yang mampu melakukan aksi adaptasi dan mitigasi, untuk meminimkan efek dari rumah kaca. “Tahun ini minimal kita usulkan 10 Kampung Iklim,” ujarnya.
Menurut Iwan, Kampung Iklim tersebut bisa menjadi antisipasi dari Program Food Estate yang ada di Kabupaten Kendal. Dengan program ini nantinya petani mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia. “Namun hal itu perlu sosialisasi lagi terkait pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan sesuai dengan tata kelola yang baik,” tambahnya. **
*Share :